Tuesday, March 1, 2016

Pembalap Terbaik dalam Sejarah Formula 1

Juara dunia termuda

Dengan usia 23 tahun dan 134 hari, Sebastian Vettel adalah juara dunia termuda sepanjang sejarah. Sejak 2010 pria kelahiran Heppenheim, Jerman, itu mendominasi ajang balap mobil terbesar sejagad. Vettel sudah 30 kali berdiri di puncak podium selama karirnya yang singkat.


Pewaris Schumacher

Kerusakan mesin musim ini adalah hal langka buat Vettel. Jika tidak ada aral melintang, pembalap yang kini berusia 26 tahun itu bisa dipastikan akan kembali mencium cincin juara dunia untuk yang ke-empat kalinya. Menurut jajak pendapat di Jerman, Vettel bahkan lebih disukai ketimbang pendahulunya, juara dunia tujuh kali Michael Schumacher.




Manusia rekor

Kendati gagal menghiasi kepulangannya ke Formula 1 dengan gelar juara, Michael Schumacher masih memegang lusinan rekor-rekor terpenting: Tujuh kali juara dunia, 91 kali juara pertama, 155 kali berdiri di podium. Selama bertahun-tahun Schumi mendikte persaingan di Formula 1. Sebelum Vettel, kedigdayaan Schumacher lah yang membuat ajang balap ini terkesan membosankan.




Cuaca Schumi

Schumacher (kiri) sampai saat ini masih dianggap pembalap hujan terbaik sepanjang sejarah. Di atas lintasan yang licin ia justru terlihat semakin giat melibas para pesaingnya. Kemampuan uniknya itu pernah dirasakan oleh Damon Hill (kanan) pada musim balap 2014. Pada tahun itulah Schumacher merebut gelar juara dunia pertama dalam karirnya.




Juara dunia di atas panah perak

Apa yang gagal dilakukan Schumacher dengan kepulangannya kembali pasca pensiun, justru menjadi salah satu keberhasilan terbesar Juan Manuel Fangio. Pada dekade 1950-an, pembalap Argentina itu menjadi juara dunia dua kali bersama kendaraan besutannya, Mercedes-Silberpfeil alias panah perak. Secara keseluruhan Fangio mencatat lima gelar juara dunia, antara 1954 dan '57 empat kali berturut-turut.




Brabham dan Brabham

Pembalap Australia, Sir Jack Brabham mampu mencatat tiga gelar juara dunia. Pria yang pendengarannya terganggu lantaran suara mesin itu memiliki kisah unik, 1966 ia menjadi juara dunia dengan kendaraan buatannya sendiri. Catatan tersebut hingga saat ini dan mungkin tidak akan pernah tersaingi oleh pembalap manapun.




Berakhir setelah 99 Grand Prix

Tiga gelar juara dunia juga diraih oleh Sir John Young Stewart yang lazim dipanggil Jackie. Pembalap Inggris itu pensiun tahun 1973 sebagai juara bertahan. Jackie Stewart batal membalap pada Grand Prix USA yang seharusnya menjadi balapan ke-100 buatnya, menyusul kematian rekan setimnya François Cevert yang tewas pada sesi latihan di Watkins Glen.




Terbakar di neraka hijau

Salah satu figur terbesar dalam sejarah Formula 1 adalah Niki Lauda yang meraih gelar pertamanya tahun 1975. Setahun kemudian Lauda mengalami kecelakan fatal di sirkuit Nürburgring yang membuat kendaraannya terbakar. Lauda mengalami luka bakar di wajah. Asap beracun merusak paru-parunya. Lauda yang tampil dominan, terpaksa menyerahkan gelar juara dunia ke pesaing terdekatnya, James Hunt.




Empat untuk Prost

Lauda (kiri) kembali dan menjuarai Formula 1 tahun 1977. 1984 ia mencatat gelar ketiga usai mengalahkan pesaing sekaligus rekan setimnya, Alain Prost (kanan). Usai kegagalan tersebut, pembalap Perancis itu kemudian mampu mendominasi Formula 1 dan mengukir empat kali juara dunia.











Sang provokator

Nelson Piquet bukan pembalap yang disukai di antara rekan-rekan sejawatnya. Pembalap Brazil itu sering melontarkan komentar nakal soal pembalap lain di depan publik. Tapi di atas sirkuir, Piquet termasuk pembalap terbaik dekade 1980-an. Tiga gelar juara dunia adalah buktinya.







Tercepat sepanjang masa

Kiprah Piquet sebagai pahlawan Formula 1 Brazil diikuti oleh Ayrton Senna (kiri). Dalam waktu empat tahun Senna menjuarai empat musim Formula 1. Hingga saat ini Senna masih dianggap salah satu pembalap terbaik oleh Schumacher, Mikka Häkkinen, Fernando Alonso dan Jacques Villeneuve. Menurut ke-empat pembalap tersebut, kemampuannya membaca tikungan tidak tertandingi sampai saat ini.




Akhir yang tragis

Tidak ada yang menyangka karir Senna akan berakhir tragis. Tiga kali juara dunia itu berusia 34 tahun saat kecelakaan di sirkuit Imola pada Grand Prix San Marino merengut nyawanya.


























No comments:

Post a Comment